![]() |
| Alfrianus Bulu / Alfri |
Salah satu dari 10 hak anak berdasarkan konvensi hak anak adalah Hak untuk Bermain, dimana anak memiliki kebebasan untuk melakukan hal yang menyenangkan sesuai dengan naluri seorang anak.
Dalam permainan tentunya ada banyak cara atau jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang anak, dan yang dilakukannya itu pun secara spontan dan tidak terstruktur. Mereka dapat belajar hal yang berbeda dan dapat memainkan peran yang bermacam-macam.
Demikian pula yang dilakukan oleh Alfrianus Bulu/Alfri (13 th) dan Jhonson Patrison Engge Belli/Patris (13 th), mereka memilih permainan yang bermanfaat bagi banyak anak, dimana mereka lebih memilih untuk mengisi waktu bermain dengan proses belajar mengajar.
Kegiatannya pun dilakukan secara terjadwal layaknya proses belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK). Dengan memanfaatkan lantai 1 alias kolong rumah yang penuh dengan tumpukan potongan balok dan papan bekas sisa dari bangunan rumahnya, Alfri bersama Patris, Arnis dan Aris menata kolong rumah tersebut menjadi tempat bermain dan belajar.
![]() |
| Sekolah Belajar Sederhana (SBS) |
Sebenarnya kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2015, bermula dari seringnya mereka berkumpul untuk bermain setelah kegiatan PPA bersama beberapa anak lainnya akhirnya timbullah ide untuk melakukan kegiatan bermain sambil belajar. Dengan membentuk sebuah kelompok belajar yang dinamakan "Sekolah Belajar Sederhana (SBS)" pada 26 Januari 2016, Alfri dan Patris pun menjadikan kegiatan ini sebagai rutinitas mereka, mulai dari menyiapkan papan tulis, mengumpulkan kapur tulis bekas dari sekolah, buku tulis bekas, mendekorasi tempat belajar serta kebutuhan lainnya.
Sampai saat ini ada 13 orang anak yang telah menjadi murid tetap, yang terdiri dari anak usia 5-8 tahun. Jadwalnya pun dilakukan setiap hari Sabtu, Minggu dan Senin jam 3 s/d 5 sore.
![]() |
| Jhonson P. Engge Belli/Patris |
"Kami melakukan ini karena kami memiliki cita-cita yang sama yaitu ingin menjadi Guru" kata Patris. Anak dari pasangan bapak Hendrik B. Rewa dan ibu Debiana Dendo ini juga walapun berpostur pendek namun juga memiliki bakat dibidang olah raga yaitu bola voly, kemampuannya pun tidak diragukan meskipun masih muda tapi pernah menjuarai beberapa pertandingan voly bersama timnya.
Dan dalam kegiatan belajar mengajar pun di SBS dia cukup pandai mengajarkan anak-anak dalam pelajaran membaca dan menulis.
Selain pengajar dalam kelompoknya, Patris juga menjadi notulen rapat yang bertugas mencatat hasil dari setiap kerapatan yang mereka lakukan dalam kelompok belajar.
Dia juga bertugas membuat struktur organisasi, absensi anak, jadwal petugas kebersihan dan masih banyak hal lainnya.
Dalam kelompok belajar ini ternyata terdapat beberapa hal yang cukup menarik yang dilakukan yakni mulai dari doa sebelum dan sesudah belajar, melakukan upacara bendera, mengumpulkan iuran Rp. 1000/anak setiap minggu untuk snack bersama bahkan makan bersama. Terkadang mereka menyisihkan sebagian uang jajan untuk membeli peralatan tulis yang dibutuhkan. bahkan ada beberapa dari teman remaja yang menyumbang dana.
Ketika melihat sekilas setiap aktivitas yang dilakukan oleh anak seusia mereka, kami merasa ada begitu dampak yang luar biasa dan mencoba untuk mengundang beberapa anak lainnya agar bisa bergabung dan belajar bersama mereka dan dengan antusias beberapa orang dewasa mulai membantu menata tempat belajar mereka menjadi semakin baik.
Dalam mengejar kesuksesan ada banyak cara yang akan dilakukan oleh orang tua baik dari segi pekerjaan, materi, jabatan dan masih banyak hal lainnya yang pastinya akan berdampak bagi orang lain, demikian juga bagi kami sebagai anak, hak kami yaitu bermain.. kami tahu apa yang kami lakukan karena kami bermain jika sambil belajar kami juga akan sukses dan berdampak.
Dokumentasi aktivitas Kelompok "Sekolah Belajar Sederhana" :
![]() |
| Murid SBS (Sekolah Belajar Sederhana) |
![]() |
| Nonton Bersama |
![]() |
| Makan Bersama |
![]() |
| Pengajar SBS (yang cewe tidak termasuk) |







No comments:
Post a Comment